on Jumat, 15 Mei 2009

Masa Depan Islam Berada Diatas Manhaj Para Sahabat Radhiyallahu’anhum ‘ajmain


Matan :

Dari Hudzaifah radhiyallahuanhu dari Nabi shalallahu’alaihi wasalam bersabda:

تكون النبوة فيكم ما شاء الله ان تكون ثم يرفعها إذا شاء ان يرفعها ثم تكون خلافة على منهاج النبوة فتكون ما شاء الله ان تكون ثم يرفعها إذا شاء الله أن يرفعها ثم تكون ملكا عاضا فيكون ما شاء الله ان يكون ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها ثم تكون ملكا جبرية فتكون ما شاء الله ان تكون ثم يرفعها إذا شاء ان يرفعها ثم تكون خلافة على منهاج النبوة ثم سكت

Artinya : “Masa kenabian (nubuwah) akan terjadi dalam masa yang dikehendaki oleh Allah, kemudian Allah akan mencabutnya apabila Ia berkehendak mencabutnya. Setelah itu berdirilah kekhalifahan sesuai dengan manhaj nubuwah dalam masa yang dikehendaki Allah, kemudian Allah akan mencabutnya apabila Dia telah berkehendak untuk mencabutnya. Setelah itu berdirilah kerajaan yang diwariskan dalam masa yang dikehendaki Allah, kemudian Allah akan mencabutnya apabila ia telah berkehendak untuk mencabutnya. Setelah itu berdirilah kekuasaan diktator (otoriter) dalam waktu yang dikehendaki Allah. Kemudian Allah akan mencabutnya apabila Dia berkehendak untuk mencabutnya. Setelah itu berdirilah kekhalifahan sesuai dengan manhaj nubuwah. Kemudian beliau shalallahu’alaihi wasalam diam”.

Takhrij :

Diriwayatkan oleh Ath-Thayalisi h. 58 no. 438 dan dari jalurnya Ahmad dalam Musnad (4/273) no. 18430 - ini lafazhnya, dan Al-Bazzar (7/223) no. 2796. Dishahihkan oleh Al-Iraqi dan disetujui keshahihannya oleh Syeikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 5. Al-Haitsami berkata (5/189) bahwa rijalnya tsiqat. Diriwayatkan juga dari Ibn Abbas dengan redaksi yang serupa oleh Thabrani dalam Al-Kabir (no. 11138), Al-Haitsami (5/190) berkata, “Semua perawinya tsiqah”.

Syarah :

Ada 5 fase yang disebutkan hadits ini:

Pertama, masa kenabian

Kedua, masa para khalifah yang sesuai dengan manhaj nubuwah. Ini terjadi dizaman para sahabat pada masa khalifah Abu Bakar hingga Khalifah Ali radhiyallahu’anhum ajmain.

Ketiga, masa kerajaan yang diwariskan, yaitu masa kekhalifahan Bani Umayyah, Abbasiyah dan lain-lainnya, yang diperintah oleh raja-raja yang saling mewariskan kekuasaan kepada keluarganya. Tidaklah berarti semua Khalifah dalam masa ini dalam keburukan, sebab diantara mereka ada juga pemimpin-pemimpin yang baik. Tetapi yang Rasulullah shallallahu’alaihi wasalam sebutkan adalah bahwa pada fase ini kebanyakan mereka saling mewariskan kekuasaan kepada anak turunnya.

Keempat, masa hancurnya model kekhalifahan yang diwariskan itu, pada masa kedatangan penjajah kafir dari Eropa, mereka membagi-bagi wilayah kaum muslimin dalam Negara-negara kecil yang diperintah oleh model pemerintahan yang berbeda dari sebelumnya. Nabi shallallahu’alaihi wasalam menyebutkan “Kekuasaan diktator (otoriter)”, bukan berarti tidak ada diantara para pemimpin itu para pemimpin yang baik, tapi perkataan ini menggambarkan mayoritas dari para penguasa kaum muslimin di fase ini.

Kelima, kemudian Nabi shallallahu’alaihi wasalam menyebutkan fase yang terakhir setelah datangnya para penguasa yang otoriter itu, yaitu datangnya kekhalifahan yang model dan manhajnya sama seperti fase yang kedua. Artinya yang terakhir ini, adalah mereka yang mengikuti manhaj para sahabat radhiyallahu’anhum ajmain.

Setelah fase yang kelima ini, Nabi shallallahu’alaihi wasalam diam.

Kesimpulan

Kesimpulannya bahwa pemenang yang akan mendirikan kekhalifahan diakhir Islam (yang sangat diinginkan oleh seluruh kaum muslimin itu) adalah orang-orang yang berpegang dengan manhaj nubuwah, seperti yang pernah juga dipegang para sahabat sepeninggal Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasalam. Merekalah Thaifah Al-Manshuroh yang diridhoi oleh Allah dan dijanjikan surga.

Allah Ta’ala berfirman:

وَالسّابِقُونَ الأوّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالّذِينَ اتّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدّ لَهُمْ جَنّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَآ أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Artinya : “Orang-orang terdahulu, lagi pertama-tama (masuk Islam), diantara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka juga ridha kepada-Nya. Dan Allah menyediakan bagi mereka jannah-jannah yang mengalir sungai-sungai didalamnya, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar” [Qs. At-Taubah 100].

Allah Ta’ala menjanjikan keridho’an-Nya dan surga-Nya bagi siapa yang mengikuti manhaj para shahabat radhiyallahu’anhum ajmain.

Komentar Anda :

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x